CERITA
DARI NILAM
Dari awal ini
salah, aku tahu benar dari awal ini salah. Tapi aku hanyalah seorang gadis
labil dalam transisi dari remaja menjadi seorang wanita dewasa,aku suka
mencoba,aku suka sesuatu yang menantang. Diusiaku yang baru menginjak kepala dua
ini aku harus siap menjalani segala pelajaran hidup, salah satunya petualangan
cinta. Namanya Pandu, dia kakak tingkatku dikampus, kami sudah hampir dua tahun
menjalin kasih, aku biasa memanggilnya Kak Pandu. Kak Pandu adalah seorang yang
lembut, dia sangat sayang padaku, selalu ada disaat aku butuh, selalu siap
menjadi pengayomku, kekasih idaman yang selalu kuimpikan selama ini, perawakan
dan tampilannya sangat indah, yah...bisa dikatakan pacarku ini tampan, hampir
semua orang yang melihatnya setuju denganku dan mengatakan aku adalah perempuan
paling beruntung. Otaknya pun cemerlang tak heran jika dia lulus dengan
predikat cumlaude dua bulan lalu. Yah, dua bulan yang lalu Kak Pandu baru saja
menyelesaikan kuliahnya. Selanjutnya dia bersiap kembali kedaerah asalnya di
Surabaya, Perusahaan Keluarganya sudah menunggunya untuk memimpin, antara
tangis dan tawa aku harus melepasnya meninggalkanku di Jakarta, sendirian.
“ sebenarnya aku nggak rela Kakak
pergi,nanti Nilam gimana? Sebentar lagi Nilam skripsi, siapa yang bantuin Nilam
Kak? Nilam Takut sendiri. “ Aku merengek didalam Taksi yang membawa kami melaju
perlahan menuju Bandara,aku sendiri yang mengantar Kak Panduku pulang.
“ ya elah Nilam Kok jadi lebay
sih, sebelum ada Kakak bukannya Nilam Juga bisa sendiri? “ balas Kak Pandu
tenang namun entah kenapa kata-katanya itu justru menaikkan darahku.
“ Tapi sekarang beda Kak, dua tahun
ini kan Nilam selalu bersama Kakak, apa aja berdua, sekarang..kakak..kak pandu
pergi ninggalin Nilam “ Pecahlah tangisku
“ Astaga..Nilam,kakak kan nggak
ninggalin kamu selamanya, kakak masih bisa main kejakarta jenguk kamu nanti,
tiap saat kakak akan berusaha ada meskipun mungkin cuma ditelpon,Kakak juga
nggak akan begitu saja melepas Nilam sendiri disini, masalah skripsi...nanti kakak
pasti bantu, kalo perlu kakak langsung datang ke Jakarta buat kamu. “ Tegas Kak
Pandu lagi.
“ kalo kakak kecantol cewek lain
di Surabaya gimana??hik...hik..”
Kak Pandu merengkuhku dalam
dekapannya lembut lalu berkata “ Petualangan cinta Kakak sudah selesai Nilam,
Kakak memilih kamu bukan untuk menjadi sekedar pacar, tapi istri Kakak.,
Tolong, iklaskan Kakak pergi untuk menjemput kamu lagi, demi masa depan kita,
demi mimpi kakak untuk memperistri kamu,
Percaya sama Kakak
Bulu kuduku berdiri mendengar ucapan
Kak Pandu, tangisku makin menjadi, rasa haru, bahagia dan bangga memilikinya
sebagai kekasihku. Rupanya selama ini dia serius menjalani hubungan kami, aku
sungguh tidak salah memilih, rasanya makin tak rela kekasih impianku ini pergi,
kalo saja sopir taksi itu dari tadi tidak melototin kami dari kaca spionnya,
aku pasti sudah mendekap erat Kak Panduku. Dalam hati aku mengamini segala
ucapannya.
Ini
adalah bulan ketiga sejak kepulangan Kak Pandu ke Surabaya, terbayang sudah,
kuhabiskan waktu selama itu dengan mengurung diri dan menangis dikamar, sok
tegar ketika Kak Pandu menelpon menanyakan keadaanku, tetap intens tak ada yang
berubah dari cara kami berkomunikasi, bedanya, dia tidak lagi bisa kudekap.
Huuuuu...uu...uuuu...sedih. Tanpa Kak Pandu sayapku bagai patah, yah jujur
saja,selama ada dia, dialah yang siap menjadi kakiku kemanapun aku mau, seperti
saat ini terasa benar, dikala aku sibuk sekali dengan skripsiku, harus mencari
bahan kesana kemari. Tapi aku harus bisa tunjukan pada Kak Pandu kalo aku bisa,
aku ingin membuatnya Bangga. Pagi ini harus bergegas kesalah satu toko buku di Salemba,
info dari seorang teman ada literatur yang sedang aku butuhkan disana, maka
berangkatlah aku, sendiri. Kak Pandu benar, sebelum dia hadir dalam hidupku aku
bisa sendiri, jadi sekarang kenapa tidak?
Bis yang kutumpangi akhirnya
membawaku sampai disalemba satu jam kemudian. Toko buku itu dengan mudah aku
temukan, Tokonya tidak terlalu besar, disudut jalan dekat lampu merah, aku lalu
melangkah masuk,si penjual menyambut ramah, aku berkeliling memperhatikan
rak-rak buku yang tersusun rapi, dan yah itu dia buku yang selama ini kucari,
secepat kilat aku menyambarnya.
BRUUUUUUUKKK.....
“ Aaaawwww...” aku memekik,
kakiku tersandung bangku mungil, lalu menabrak rak buku dan karena
kecerobohanku itu beberapa tumpukan buku justru jatuh menimpa kepalaku.
“ hahahahhahaa....” aku dengar
seseorang menertawakan kekonyolanku itu, heeeemmhhh..kurang ajar ya, bukannya
simpati malah menertawakanku, awas saja!
“ Hei..Mas..apa maksudnya
ketawa-ketiwi, puas ya liat orang susah kena musibah!”
“weeeee...marah..ehk..itu namanya
bukan musibah mbak,tapi sembarangan, dah tau ada bangku ditabrak juga,
hahahahhahaa!” daia malah mengejek dan menertawakanku.
Darahku mendidih, aku tidak
terima ditertawakan seperti ini, reflek aku mengambil sebuah buku penuh emosi kulemparkan kearah lelaki tadi.
BAAAAAK...., lemparanku mengenai pundaknya, dia mengaduh, aku sedikit
kecewa targetku meleset, harusku kutimpuk tepat jidatnya sampe berdarah-darah
dan diamputasi.
“ Ehkkk...mbaaaaak..., jangan
sembarangan ya!” Lelaki tadi memekik, ekspresinya menunjukan kemarahan, dia
jelas tidak menyangka aku bisa bertindak senekat tadi. Sedetik kemudian sebuah buku
melayang balik padaku,
Sial...lelaki tidak tau diri tadi
membalas, secepat Edward Cullen aku menunduk, meleset
tembakannya..hahahhahhaaa..spontan aku bersorak riang, sampai..seorang Satpam
datang menghampiriku dan Lelaki tadi sibuk mengusap pundaknya.
“ Dia pak yang duluan nertawain
saya!” belaku di pos Satpam, sudah hampir lima belas menit kami diintrogasi,
kami saling menyalahkan tak ada yang mau
mengalah.
“ Tapi dia yang lempar saya sama
buku duluan, Pak!” Balasnya
“ Lha..lu kan cowok, masa nggak
malu, ngebales cewek?” Sahutku ketus
“ Emang lu cewek gitu, lu lebih
mirip ondel-ondel!”
“ Hei...jaga ya mulut elo!” sengitku
kesal.
“ Hei..sudah-sudah!” Lerai Pak
Satpam
The end of the story akhirnya aku
dan Lelaki menyebalkan tadi harus mengganti kerusakan buku yang kami buat,
sebel-sebel-sebeeeeeeeeeeeeeel.
“ Apa loe liat-liat!” Aku
menghardik sewot sesaat setelah keluar dari Toko buku
“ Awas ya, lu tunggu aja
pembalasan guwe! “ ancam lelaki tadi.
“ oke guwe tunggu...!!! “ jawabku
“ Dasar nenek lampir! ” serunya
sambil berlalu sembari mengacungkan jari tengahnya.
“ Loe tu Grandong!” teriakku,
kuacungkan pula jari tengahku padanya tak mau kalah.
Kejadian
hari ini kutumpahkan semua pada Kak Panduku tersayang, Kak Pandu yang biasanya
menanggapiku tenang entah kenapa kali ini menyiratkan bulir kecemasannya.
“ Tapi cowok itu ngancem kamu, Nilam
Sayang..! “ seru Kak Pandu cemas diujung telpon.
“Tenang aja Kak, Nilam kan pernah
ikutan tapak sakti merpati ijo,kalo dia berani macem-macem..weeeitss...Nilam
libas, hahhhahaha .”
Benar, aku tidak takut,atau bahkan
tidak peduli. Tapi ternyata kali ini aku salah total..aku salah, dugaanku
meleset, karena pada suatu sore ditengah rintik hujan.
“ Nilam ada paket tu buat kamu,
diruang tamu ya!” seru Linda kawan satu Kosku
Aku bergegas menuju ruang tamu
penuh penasaran, paket apa gerangan?
Dari siapa? Ibukah? atau mungkin...Kak Pandu??
Sebuah Box terbungkus rapi
terpampang diatas meja tamu, segera kupastikan, benar...tertulis namaku diatas
Box, selanjutnya tentu saja, siapa pengirimnya..., tapi aneh...tak ada nama si
Pengirim paket, aku makin penasaran, perlahan kubuka.
“ AAAAAAAAAARRRRRGGHHHHHHH......”
aku berteriak sekencang-kencangnya, paket itu berisikan tikus-tikus kecil dan
sesuku kecoa bauk.
Siaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal...siapa
ini berani mengerjaiku.
“ Kak Pandu mo ngerjain Nilam
ya?” aku menuduh Kak Pandu beberapa saat setelah itu, aku memastikan kalau
paket itu darinya, tapi Kak Pandu bersumpah-sumpah tidak melakukannya, dia
malah jadi khawatir.
“ Apa Kakak perlu Ke Jakarta, Nil
?” kata Kak Pandu Cemas.
“ akh..ngapain?? nggak perlu Kak,
ini pasti cuma orang iseng aja, sante aja!” jawabku
“ Tapi, Kakak khawatir.”
Heeemmhh...lalu kuyakinkan Kak
Pandu, jika aku bisa menghadapi, aku bersikukuh paket itu cuma dari taman-teman Kampus yang sengaja iseng
saja. Kak Pandu akhirnya menyerah, tapi dia masih terus mengingatkanku untuk
berhati-hati.
Sebenarnya
dalam hati aku cukup was-was, aku tak henti bertanya-tanya siapa temanku yang
iseng mengirimkan paket tikus dan kecoa ngeri itu, aku tanyai semua teman
dekatku yang kurasa tersangkanya, tanpa terpikir sedikit pun pada Si lelaki
Grandong yang bertemu ditoko buku beberapa waktu lalu, dan sekarang, dia sedang
memandangiku dari sudut gerbang kampus sambil tersenyum licik penuh kemenangan.
Haahk..ini dia ternyata pelakunya.
“ Heehkk..elu ya ternyata ! “ Aku
bergegas menghampirinya, penuh amarah! Dan dia masih terduduk santai diatas
motornya.
“ Halo nenek lampir, kita seri ya
1 – 1, hahahahahha!”
“ Nggak lucu tauk, apa sih maksud
loe? “aku membentak emosi
“ Lha guwe kan bilang, tunggu pembalasan
guwe...!” jawabnya santai, makin menyulut bara didarahku.
Ku kepalkan jemariku penuh emosi.
“ Eits...Sabar...sabar donk, Gue
Raka, gue datang menawarkan perdamaian. “
aku masih memasang kuda-kuda
waspada.
“ maksudnya ?’ aku menyrengitkan
dahiku.
“ Yaaa... damai, PISSS!! Gak mau
kan kita perang mulu ?”
Lelaki yang menyebut dirinya
bernama Raka tadi mengulurkan tangannya padaku, seuntai senyum tersubgging
dibibirnya, suatu perdamaian yang seharusnya tak pernah aku terima.
“ oke, kita damai !” sahutku
kemudian, aku lalu tersentak, kenapa semudah itu aku menerima tawarannya tanpa
berpikir panjang? Aduh!
“ ehmm...tapi kayanya kita butuh
tempat buat menyepakati MOU damai kita deh, gimana ? Oke ? “ tawar lelaki itu
lagi “ Yuk, naik, guwe tau tempat yang asik! “ lanjutnya.
Aku terdiam, aku bingung harus
berkata apa, seperti terbius lagi-lagi aku menerima tawarannya dengan
harapan pertikaian tidak jelas ini
berakhir sampai disini.
“oke,tapi lu jangan macem-macem
ya, guwe megang sabuk item! “ aku mengultimatum
“ hahhahahhaa...sante aja buk,
guwe juga bisa megang sabuk item,nih..liat sabuk guwe item!”
Sampailah
kami disuatu tempat yang ditunjuk lelaki bernama Raka itu, kuakui dia memiliki
selera yang bagus, Si Grandong itu lalu memilih tempat duduk dekat jendela,
motor besarnya terlihat jelas dari balik Jendela kaca itu. Pelayan datang, dia
memesan minuman duluan, lalu menawariku, aku masih terdiam memasang wajah
tegang.
“ Tenang..guwe yang bayar, lu
pilih aja, yang paling mahal kalo perlu!”
Uurrgh..lagi-lagi nih cowok
nantang ya..belum tau siapa Nilam, masih mau main-main denganku rupanya, Oke..hemhm...
dengan licik aku pesan saja minuman termahal dicafe itu plus makanan termahal,
ekstra lima paket take way yang paling
mahal, Mampus Loe!
Pelayan mengulangi semua pesanan,
lalu dia pergi sambil tersenyum ramah.
“ Sudah lama tinggal di Jakarta
?” Si Grandong membuka pertanyaannya.
“ Udah deh langsung aja, nggak
usah sok ramah, mana MOU damai untuk ditandatangani! “ kataku ketus
“ weeeee...sabar dong neng, galak
bener ya oloh kayak mak lampir! “
“ Hei...lu ya! “ timpalku kesal
“uuopps...sorry..sorry...oke-oke,
kita kan ceritanya damai !” dia mengulurkan tangannya, aku menyrengit..lalu
menyambut uluran itu tanpa pikir panjang lagi, aku masih tak habis pikir apa yang
ada dibenak Lelaki ini, aku harus tetap waspada, siapa tau ternyata dia
kriminil, sudah menyiapkan karung goni untuk menculikku lalu memenggal
kepalaku...hiii...aku bergidik ngeri.
“ nah...damai deh..MOU selesai
!’’ Lanjutnya.
“ Lha..yang ditandatangani mana?
“ aku bertanya lagi
“ emang aku bilang ada yang ditandatangani
gitu? Rasanya tadi cuma bilang mo nawarin MOU aja, nggak pake tanda tangan.”
Jawabnya Songong
“Oke, guwe pergi kalo gitu! “ Aku
sontak berdiri.
“ Ehk..tunggu !” dia menarik
tanganku, aku memandanginya sejenak, menyiratkan mimik kecewa dan kesal, dia tersadar lalu buru-buru meminta maaf
“ maaf.., oke, aku serius, aku
mau kita damai, plis..duduk dulu!” pintanya, tiba-tiba sikapnya berubah lebih
sopan, membuatku melunak, lalu kembali duduk.
“ Aku, sebenernya menyesal
bersikap nggak pantas gini sama cewek, aku dah keterlaluan, dari awal aku
salah, harusnya aku nggak menertawakan kamu ditoko buku itu,dan mengirimkan
paket tikus itu, sungguh bukan sikap seorang gentleman, makanya, aku memberanikan
diri untuk secara langsung menemui kamu, untuk minta maaf !” jelasnya, sungguh aku
melihat ketulusan itu dimatanya.
“ oke, aku juga minta maaf, aku
emosi banget waktu itu, jadi reflek aja nimpuk kamu ma buku, sorry ya! “
sesalku lirih.
“ Oya..., kenalkan lagi, aku
Raka, kamuuu...Nilam.!” Dia menebak
Hahk... dari mana dia tau
namaku??
“ Bingung?? Sorry, sejak kejadian
di toko buku itu, aku sengaja nguntit kamu buat balas dendam” dia
mengaruk-garuk belakang kepalanya kikuk, “gak sulit ternyata buat cari tau
siapa kamu.” Lanjutnya sembari tersenyum tipis.
“ oya?” sahutku pelan.
Dia hanya mengangguk saraya menaikkan
satu alis tebalnya, Si pelayan datang membawa menu yang kami pesan, dia pergi
beberapa saat setelah menyajikan.
“ Sorry..nanti aku bayar sendiri
buat take awaynya tadi, hehehehe! “ seruku tersipu,menyadari kekonyolan ecil
yang sudah kubuat.
“ hahahhahaa..jadi masih ada
dendam ya??? Aku pikir tu perut apa gudang beras..tadi!”
Yap....begitulah..kami mulai
melontarkan canda, Raka, seorang dengan selera humor yang tinggi rupanya, perlahan kami
terbawa suasana dalam obrolan yang menyenangkan.
“ Oke, ya..sudah sore nih,aku
balik dulu!” kataku, mengakhiri obrolan kami.
“ aku anterin!” Raka menawarkan.
“enggak lah, makasih!”
“ tenang,aku nggak akan nyulik
kamu kok, kamu makannya banyak!”
Aku tersenyum kecut menanggapi
candaan itu.
“ No...sante aja, aku bisa pulang
sendiri, lagian masih mo mampir ketoko!”
‘ oke..deh kalo gitu, asal jangan
nimpuk orang lagi ya!” candanya lagi
“ kali ini kalo ada yang kaya kamu
lagi,langsung aku makan kayanya,hehehe!”
“weehhhk...turunan sumanto ya
mbak,hahahaha!”
“ ehk.. Nil..boleh minta nomer
hape kamu?!” todong Raka Tiba-tiba
Oouughh...aku terdiam, berpikir
sejenak,lalu...
“ 082778954679 “ oouuhhgghhh...ya
elaaah...aku berikan nomerku padanya, nih cowok pake hipnotis kali ya?
Tiing..tingg..ting...ponselku
berbunyi, nomor asing memanggil
“ itu nomerku, simpen ya, kalo mo
nimpuk orang lagi,aku bantuin !”
“ hahahahhahahahaahhha “ kami
tertawa bersamaan
Malam
harinya, aku sibuk mengerjakan beberapa part halaman Skripsiku, Kejadian sore
tadi aku simpan sendiri, aku...aku hanya tidak mau membuat Kak Pandu
bertanya-tanya, akhirnya meragukanku dan kami ribut. Karena pada dasarnya
memang tak ada apapun yang terjadi selain hanya perdamaian, dan semua selesai,
tak ada yang perlu diperpanjang, sampai datang sebuah pesan.
‘’malam mak lampir, lagi ngapain?
Nggak lagi ngaduk ramuan buat ngilangin kutil kan?”
Pesan singkat, dari Raka itu
membuatku geli dan tanganku tak kuasa menahan untuk membalasnya.
“ malam juga Grandong, tebakan
anda tepat, nih lagi bikin ramuan buat ngilangin kutil “
Ahhkk...dan sent.....
ihk..nazis, cantik-cantik kutilan beneran! “
Balas Raka.
“ Daripada situ, dakinya sekilo.
“
SENT...
“ LHO KOK TAU?? WEEE.. Hobi ngintip
ya??”
Begitulah seterusnya..candaan
konyol mulai mengalir bagai air pegunungan yang sejuk. Dan tidak hanya berhenti
malam itu, malam..selanjutnya, pagi, siang,sore dan malam selanjutnya lagi,
lagi, dan lagi.
Raka
mulai mengisi hariku, kini sudah satu purnama sejak perkenalan kami, dia
berubah dari sosok menjengkelkan yang kutemui di Toko buku, menjadi sosok yang
begitu menyenangkan, setiap candaannya selalu memberiku tawa, mencairkan otot
tegangku yang ditekan Skripsi, kami juga sering bertemu dicafe itu, saling
bercerita melepas canda dan perlahan dia menjadi seorang teman yang sempurna,
hanya saja satu kesalahan fatal yang kubuat, disatu siang yang terik pada
pertemuan kami untuk kesekian kalinya, ketika dia bertanya.
“ Kamu punya pacar Nil ? “
“ Kamu ? “ aku balik bertanya
“ Baru putus. “ jawabnya lemas
“ Oya..,kapan? “
“ Dua tahun lalu! “
“ YA elaah itu dah karatan
namanya!” sahutku
“ehk..trus gimana kamu dah punya
pacar?” ia bertanya kembali.
“ Napa ? mau jadi pacarku ?”
godaku
“ Mau. “
Aku hanya terbelalak tak percaya
“Serius??” Tanyaku
“BANGET!” Jawab Raka sambil
mengacungkan jar telunjuk dan jari tengahnya.
“ Kamu pikir untuk apa aku
melakukan semua ini? Aku nggak pernah merasa setertarik ini sama cewek, selain kamu!”
“ dari awal kamu special Nilam, aku..aku suka kamu, aku pengen jadi pacar kamu”
lanjut Raka,
Oh Tuhan, seolah waktu terhenti,
aku tak percaya, tenggorokannku bagai tercekik, ohkk..suasana seketika berubah tegang,tanganku dingin, harusnya dengan mudah aku menjawab, IYA, AKU
PUNYA PACAR, tapi...entah kenapa begitu sulit lidahku menyatakannya.
“Hei Gimana? Kok malah diem? Mau jadi
pacarku?? Atau..jangan-jangan kamu sudah punya pacar ? “ desak Raka lagi
“ engg..enggak..!! ENGGAK PUNYA, aku..aku
baru putus...iyah..aku juga baru putus,haaaa..!” Astaga..apa yang kulakukan
“ oya..?? “ senyum bahagia
terlukis diwajah Raka, “ Ehm...jadi...jadi kita Jadian nich?” Jelasnya lagi
SUMPAH...rasanya ingin terbang
keangkasa nggak balik lagi, ohk...Tuhan,apa yang kulakukan..aku sudah benar-
benar gila, ini sungguh kekonyolan tidak beradap, Nilam begooo-begoooo...Please
wake up kamu punya Kak Pandu yang begitu Hebat, dan setia
untukmu..oouurggh..tunggu!! SETIA ?? ehm..jaminankah itu dikala sedang
berjauhan, sedang akupun tak tahu apa yang sedang dilakukan Kak Pandu disana ?
bagaimana kalo ternyata dia juga...
Aaaarrrggghhhhhh...entahlah..aku
tak tahu... yang jelas, lelaki dihadapanku ini begitu manis, mempesona,
MENGGODA,
Raka juga tak kalah indah dengan Kak Pandu,
dia..dia bahkan bisa selalu membuatku tersenyum dengan candaannya, Kak Pandu
tak bisa serenyah dia dalam bercanda, tapi...Kak Pandu begitu hangat, begitu menyayangiku,
tapi...Raka....???bingung..binguuuuung..binguuung???
jauh didalam hati kecilku, aku menginginkan
lelaki ini, kalau aku bilang punya pacar, aku akan kehilangan dia, karena tak
mungkin jadi sahabat, dan sungguh, aku tidak mau kehilangan Raka.
Arghhhh..baiklah..aku tahu ini
salah, tapi apa salahnya aku mencoba, toh...ini bisa menjadi petualangan yang
mengasikkan.
“ iya, kita Pacaran! “ Jawabku
lirih.
SIAPAPUN... BUNUHLAH
AKU!!!OOOUUUGHHHH...!!!
Yah..kami
mulai menjalin hubungan asmara terlarang itu, meskipun sedikit membuatku
strees..tapi,aku menikmatinya, aku mulai mahir mengatur hatiku, inikah indah
mendua??
Semakin hari, Raka juga makin
menunjukan perhatian yang tak kalah istimewa dengan perhatian Kak Pandu, Ketika
aku lelah, kadang aku memutuskan untuk memilih menentukan hati, tapi..begitu
sulit, Keduanya unik, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Kak
Pandu seorang yang bijaksana, begitu lembut membimbingku, meskipun dia jauh,
tapi tak sedikitpun dia mengabaikan perhatiannya padaku, Raka, dia selalu ada
disaat yang tepat, mengisi kekosongan Kak Pandu, menawarkan sisi-sisi yang
semarak, penuh canda, dan itu membuatku bahagia. Sahabat dekatku mengatakan aku
sedang main api, aarrghhhh..tapi aku pun tak kuasa, kini semua sudah terlambat,
hubungan itu sudah semakin jauh, antara Aku dan Raka, juga Kak Pandu, aku sudah
tidak bisa melepaskan lagi keduanya, aku takut kehilangan keduanya, aku
takut..mereka telah mengisi relung hatiku dengan sempurna, begitu cantik,
begitu membumbungkanku tinggi kelangit, aku takut sakit ketika jatuh nanti, aku
terjerat cinta keduanya.
Tapi..pada akhirnya nanti, aku
tetap harus memilih, salah satu dari mereka, tapi itu...Nanti.
“ Ayolah..nanti,aku bisa
kenalkan kamu sama keluargaku ! “ Pinta Raka Serius, dia ingin mengajakku
keacara ulang tahun pernikahan ayah-ibunya nanti malam.
“ Maafkan aku Rak, tapi..aku
bener-benar tidak bisa, lagian aku kan besok persiapan mo sidang Skripsi,aku
harus belajar! “ aku menolak permintaan Raka itu, Bagaimana tidak jika Kak
Panduku datang Kejakarta pagi ini, dan malam ini Kak Pandu akan membawaku
kesatu tempat juga untuk mempertemukanku dengan keluarganya.
“ Ahk..baiklah, padahal...padahal, aku..aku
ingin setalah ini kita melangkah lebih serius lagi Nil, nggak sekedar pacaran!
“ seru Raka kecewa.
Eerrghh..kata-kata Raka membuatku
hampir mati berdiri, Apa maksudnya lebih serius?? ohk..Ibu Peri..kumohon
selamatkan Aku!
“ Maaf, Rak, tapi aku sungguh
tidak bisa!“
Maaf Raka, Maaf...!!!
“okey.., kalau itu keputusan
kamu, aku nggak bisa memaksa, meskipun aku sangat ingin!” Raka menarik nafas
panjang, aku tau dia begitu kecewa, andai saja Tubuhku bisa dibelah dua.
“ Kalau besok bagaimana? “
Tawarku, mencoba tak melewatkan kesempatan berharga, Begitu tak enak rasanya
membiarkan Raka kecewa seperti itu
“ Besok ? Besok tidak akan
sespecial hari ini Nilam, sudah ya, aku pulang dulu, Mami pasti butuh aku
disana!” Pamit Raka mengakhiri pertemuan kami, aku hanya bisa memandangi
punggungnya,dia pergi dengan rasa kecewa. Maaf Raka..maaf...andai saja, aku
masih berharap tubuhku bisa dibelah dua, tapi...aku sudah terlanjur berjanji
dengan Kak Pandu, Tuhan..Kau pasti sedang menghukumku?
Kak
Pandu sudah tiba, aku memeluknya hangat,aku sungguh merindukannya.
Penampilannya banyak berubah, dia jauh lebih dewasa sekarang. Beberapa saat
kemudian dia mengulurkan sebuah bingkisan untukku, aku membukanya, sebuah gaun
hijau yang indah, dia ingin aku memakainya malam ini. Tak lama aku selesai
berbenah diri, aku berdandan secantik mungkin untuk bertemu keluarga Kak Pandu
juga malam ini. Aku menarik nafasku dalam, dan terasa sesak ketika terlintas
bayangan Raka dibenakku, hatiku begitu sakit, maaf kan aku Raka.
Satu jam kemudian kami sampai
disebuah Hotel ternama di Jakarta, kami menuju sebuah Restoran dihotel itu.Aku
mulai berkeringat dingin, jantungku berdetak kancang, Kak Pandu mencoba
manenangkanku.
“ Nggak papa sayang,sante aja,
keluargaku nggak gigit!” godanya Padaku.
Aku tersenyum dengan mimik penuh
kepanikan.
“ehmm..Kak, Nilam Ke Toilet dulu
deh ya, tunggu ya?! “ Pintaku
Kak Pandu tersenyum seraya
mangangguk. Aku bergegas masuk ketoilet,
aku berkaca, merapikan make up-ku, dan mencoba menenangkan diri, setelah cukup
yakin aku segera bergegas keluar toilet,
dan..
BRUUUK... seseorang Lelaki
menabrakku.
“ NILAM.....??!! “
“ Rak...RAKAAAA !!! “ pekikku,
sumpah aku tak percaya dengan apa yang kulihat ini, Raka, ternyata lelaki yang
menabrakku tadi Raka.
“ Kok...kamu disini?” Dia
bertanya keheranan.
“oouhghh..oouuugh..aku..aada..”
jawabku gugup, otakku blank.
“ Nilam..! “ belum selesai aku bicara,
Kak Pandu datang menghampiri aku dan Raka yang masih terpatung keheranan saling
memandang.
ZEDDEERRRR..nina bobo ohk..nina
bobo! Wahai Kapal Titanic tenggelamkanlah daku kedalam samudra bersamamu!
“ Lho..Mas Pandu..??” Seru Raka,
menampakkan ekpresi lebih terkejut
melihat kehadiran Kak Pandu disana
“ Raka ?? “ Balas Kak Pandu kemudian
HAAHHHKK..LHO KOOK??? Aku lemas tercengang,
terheran heran, bagaimana bisa mereeka???
“ Kamu dah selesai,Nil ?” tanya
Kak Pandu tenang kepadaku.
“ Lho Mas Pandu kenal Nilam ?” Pekik Raka, keheranan.
“ Iyalah, Dia Pacar Mas Pandu, yang mo Mas lamar malam
ini, lho kamu kenal Nilam toh, Rak?!”
“ Ya Iyalah Mas, dia kan pacar
aku, Mas !” lanjut Raka lagi yang sudah terbelalak kaget mendengar pengakuan Kak
Pandu.
“ Appaaaaa?? Pacar kamu, Rak,
jangan ngaco kamu, Rak? “
“ Demi Tuhan Mas, dia ini pacar Raka !”
Keduanya lalu bersamaan menatapku,
Hik..hik...!!! Sailormoon datanglaaaaah!!!!
“ NILAAAAAMM ?? “ Seru kedua
lelaki dihadapanku geram.
Ya tuhan..kubur aku!!! Kubuur aku
Tuhan sekarang juga, kumohon...aku sudah terbakar dalam permainanku sendiri. Setelah
malam itu, aku tau baru, mereka ternyata bersaudara. Raka adalah sepupu Kak
Pandu.
Kak Pandu dan Keluarganya datang
untuk merayakan pesta ulang tahun pernikahan Ayah-Ibu Raka, yang tak lain adalah
Paman dan Bibi Kak Pandu, sekaligus pula sebagai moment yang memang sengaja dipilih Kak Pandu untuk melamarku
dihadapan seluruh keluarga besarnya yang sedang berkumpul bersama malam ini.
..Tamatlah riwayatku sekarang....mama...ohk...mamma
------Fin--------
Bombastis 11 Juli 2012, 23.15 Wib
Terinspirasi oleh Dinda ASMAWATI
Mengisi libur Pas Pemilukada Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar